kini, komedi kita agak serius

31 Januari 2009 | Label: | 0 komentar |


Melihat, komedi di televisi saya sebagai orang yang masih awam tentang konsep dan teori melucu rasanya apa yang saya dapatkan adalah sebuah kelucuan yang menggelitik urat geli saja, artinya apa yang saya tonton saya mendapatkan kelucuan itu, tertawa, tersenyum, tergelak, tapi sayangnya hanya sebatas itu, acaranya habis maka selesai juga kelucuan itu saya rasakan, tak sempat membuat terngiang dalam pikiran saya selanjutnya.
Kalau bicara tingkat menggelitik urat geli saya kira, karena saya masih normal ketika melihat sesuatu yang diluar kenormalan maka menjadi lucu, nah terus apakah ini yang disebut sebagai komedi? mungkin iya, untuk yang menikmati komedi sekelas saya.
Tapi saya sempat berpikir, kalaulah komedian kita mampu menyuguhkan kelucuan yang memiliki makna yang dalam, terus memiliki pembelajaran, serta ada muatan kritik yang membangun tanpa hujatan, atau setidaknya dibalik tawa akan ada sebuah hal yang bikin kita berpikir lagi, tidak hanya mentertawai kebodohan, kekasaran, serta kegenitan semata.
Misalnya, laki-laki yang berpenampilan wanita, sekilas ini lucu,...tapi apakah kelucuan ini terus akan memberikan manfaat. Seorang dengan dandanan berlebihan, dengan wajah berbedak tebal, serta tingkah yang aneh dipanggung...lucu juga...tapi kadang bikin mual, sebagian orang....
Terus terang, sekarang (ditivi) saya tidak lagi menemukan komedian yang jujur, tertawanya sudah dibuat-buat, materinya juga pasaran, bahkan udah sering saya baca di internet, belum lagi latahnya, tiba-tiba semuanya seragam.
Lantas, kemana para pelaku komedi negeri ini, apakah mereka tidak merasa bersalah membiarkan dunia komedi kita ini, saya yang orang baru dan mungkin tidak akan pernah bisa untuk 'masuk tivi' tapi saya cinta komedi! jadi prihatin aja, kok makin banyak yang mengkritik kok makin hilang kwalitasnya.
Sayang sekali, kalau dunia komedi kita harus kehilangan makna hanya latah lalu menaggalkan tingkat kepedulian terhadap kemajuan duni komedi kita,
Terlepas dari Masih banyak kritik terhadap Patrio, jujur saya katakan untuk komedi televisi patrio memberikan hal baru pada dunia komedi, dengan ngelabanya, kemudian lahir juga Cagur dengan chatingnya, sebuah pendobrakan yang menurut saya cukup berhasil, walaupun akhirnya harus selesai dengan perjalanan waktu, tapi kalau mau dibandingkan, saya yakin sebagai penonton televisi masih menyukai sitkom gaya ngelaba daripada yang sekarang, yang seragam dari Cagur naik bajaj samapi versi abg Cucu. Belum lagi ditambah effek tawanya sangat tidak alami, dan cenderung dipaksakan.
Eko patri yang saya tahu sangat peduli dengan dunia komedian, malah latah juga dengan kolaknya, walaupun masih agak berkelas dan agak kreatif.Sebagai penonton dan penikmat komedi saya coba menggelitik para pelaku komedi agar, bisa berteriak kocak terhadap hal ini, akan sangat LUCU kalau kita nonton acara komedian, KETAWANYA sedikit...dan bahkan terpaksa tersenyum saja...terus terang saya kalau nonton komedian seragam ini yang saya tertawakan bukan lawakannya, tapi cara bikinnya, sumber materinya, terus pelakonnya bukan karena lucu, tapi karena mereka bukan pelawak yang saya tahu....nah terus komedian kita pada kemana.....saya menulis ini bukan karena iri apalagi dengki, juga bukan karena benci...tapi karena rindu dengan komedi yang mendidik....itu saja....soalnya kalau begini terus...saya nggak punya tempat belajar...he..he...

ngambek

| Label: | 0 komentar |




Alel, lagi ngapain emang....ngambek....
Dengan posisi tengkurep tiduran dilantai teras,
"Wah...kedengeran,....kedengeran....................."